Senin, 19 November 2007

Artikel Psikologi (1) "Smart Bergaul"

Manusia adalah makhluk social. Setiap harinya kita bergaul dengan orang lain yang punya ciri khasnya masing-masing. Perbedaan karakter, kebiasaan, dan budaya sangat mungkin memunculkan konflik dalam keseharian kita. Tapi kita juga berbahagia dengan perbedaan tersebut. Karena hidup kita menjadi warna-warni dengan adanya keunikan teman-teman kita.
Keberagaman itulah yang justru membuat kita bisa saling melengkapi. Kita perlu menyesuaikan diri bila berada di lingkungan yang heterogen Apakah sebagai pelajar, mahasiswa, maupun para professional. Bagi mereka yang tinggal di tempat kost atau asrama pasti akan merasakan suka dukanya bersama teman-teman. Bagaimana kita tetap bisa menjalin hubungan dan beradaptasi dengan orang lain dan orang lain bisa merasa nyaman bergaul dan berkomunikasi dengan kita? Uraian singkat di bawah ini mudah-mudahan bisa memberikan ide untuk membina hubungan yang lebih baik dengan orang lain dari lingkungan yang terdekat keluarga, saudara, sampai lingkungan yang lebih luas yaitu teman-teman di lingkungan sekolah, kampus, tempat kerja. Ini hanyalah sebagian alternative yang tentunya perlu disesuaikan lagi dengan kepribadian dan kondisi setiap orang . Yaitu:

1) Berpikir positif
Orang yang berpikiran positif perilakunya juga Insya Allah akan positif, sehingga sanggup menularkan antusiame pada orang di sekitarnya.
Membangun keyakinan diri.

2) Bangun integritas diri

Tetapkan prinsip dan standar diri sendiri sebagai bagian dari keunikan pribadi diri. Jangan menjadi copy cat yaitu mengcopy paste persis perilaku lingkungan tanpa memfilter apakah sesuai dengan ciri kepribadian kita. Selama pilihan langkah dan sikap tidak bertentangan dengan agama, kita tidak perlu takut berbeda dengan orang lain. Rasullah SAW bersabda.
“ Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan. Bila orang lain baik kamu ikut baik dan bila orang lain buruk kamu ikut buruk. Tetapi hendaklah kamu menjadi orang yang memiliki pendirian, bila orang lain baik, kamu ikut menjadi baik, bila orang lain buruk, kamu tetap baik."

3) Tingkatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, karena situasi di sekeliling kita tidak statis! Selalu ada yang berubah:
-Suasana hati orang lain
-Kondisi ekonomi
-Keadaan politik
-Kelahiran
-Kematian
-Pindah tempat tinggal
-Pernikahan
-lain-lain ( musibah, sakit, kesulitan /masalah yang datang tanpa diduga)

Surat Al Hadiid Ayat 23 :

“ Supaya kamu jangan putus asa atas sesuatu yang luput daripada kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira dengan apa yang telah diberikan-Nya kepadamu, Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”

Surat An najm ayat 43;

“ Dan sesungguhnya Dia-lah yang menjadikan tertawa dan menangis”

4) Perbanyak mencari ilmu agar kita dapat membantu orang lain sesuai dengan situasi dan kebutuhan.

Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak peka pada kesulitan orang lain atau malah sebaliknya terlalu mencampuri urusan orang lain. Latih diri untuk melakukan segala sesuatu secara proporsional.

5) Banyak Berdiskusi, bertukar pikiran dengan kawan-kawan dari segala kalangan umur dan status social. Semakin banyak kita mau mendengarkan dan berdiskusi dengan orang lain, semakin kaya wawasan kita.


6) Isi waktu dengan kegiatan bermanfaat dan bisa menambah ilmu.

Al Qur’an : A lam Nasy rah ayat 7
“ Maka apabila kamu telah (selesai dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Malik Bin Nabi (Buku Syuruth An Nahdhah):
“ Waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru sejak dahulu kala, melintasi pulau, kota dan desa, membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. Ia diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia sering tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu-Selain Tuhan tidak akan mampu melepaskan diri darinya”

7) Jangan sungkan mengungkapkan/menyumbang gagasan.
8) Takut untuk jujur? Minder? Hapuskan itu dari kamus hidup kita. Cobalah jujur dan percaya diri.

9) Awali mengerjakan sesuatu dengan niat baik.
Al Qu’an Surat An Nahl ayat 18:

“ Dan Allah mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan”.
Setting lah niat kita agar bernilai kebaikan untuk orang lain dan terutama di mata Allah SWT.
Ilmu datangnya dari Allah SWT, hanya orang yang ikhlas, ulet, dan sabar (mau berusaha, tidak mudah mengeluh, tidak cepat bosan, instropeksi diri, mau dikritik) yang benar-benar mampu menguasai satu ilmu dan bahkan ratusan ilmu lain jika dia mengamalkannya pada orang lain.
Sabda Rasullah: “ Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang, maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar (HR. Bukhari)


10) Ilmu datangnya dari Allah SWT, hanya orang yang ikhlas, ulet, dan sabar (mau berusaha, tidak budah mengeluh, tidak cepat bosan, instropeksi diri, mau dikritik) yang benar-benar mampu menguasai satu ilmu dan bahkan ratusan ilmu lain jika dia mengamalkannya pada orang lain.
Sabda Rasullah: “ Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang, maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar (HR. Bukhari)

11) Berjanji untuk sesuatu yang sesuai kemampuan agar kita bisa menepatinya

12) Berlatih bicara efektif dan jujur supaya berguna dan mudah dipahami orang lain

Rasulullah bersabda; “Falya Qul Khoiran Auliyasmut”

Artinya: Berkatalah yang baik atau diam”

13) Akting senang, sedih, atau kecewa? Hindarilah sikap pura-pura. Karena semua itu akan menghabiskan energi kita dan mengecilkan peluang orang lain untuk mengenal kita apa adanya. Coba berhenti bersikap / bicara basa-basi. Ganti dengan kata-kata tulus dan santun

14) Cari fakta / informasi akurat dan selengkap lengkapnya sebelum memutuskan sesuatu, membuat janji, untuk meminimalkan misunderstanding, menjawab asal bersuara (karena kekurangan informasi malah memberi jawaban yang mentimpang dari kenyataan).
Ambil hikmah dari masalah / kritik pedas orang lain.
(Penulis : Friska Andini)

Tidak ada komentar: